Senin, 19 November 2007

kinerja perkebunan kelapa sawit

KINERJA PERKEBUNAN KELAPA SAWITPERFORMANCE OF THE OIL PALM PLANTATION

Pembangunan kebun kelapa sawit yang dimulai sejak tahun 1992 dan tahun 1993 di Kalimantan Tengah terpusat pada 2 (dua) Kabupaten yaitu Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur yang disebabkan faktor lahan dan aksebilitas/mobilitas sangat mendukung, dan selanjutnya diikuti Kabupaten Barito Utara dan Barito Selatan. Produk akhir dijual para pengusaha perkebunana kelapa sawit saat ini berupa Minyak Sawit Kasar/CPO (Ctude Oil palm) yang dihasilkan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang memasok Tandan Buah Segar (TBS) produksi kebun sawit sebagai bahan baku. Hasil lain yang dijual (jumlah kecil) adalah Inti Sawit (IS)/Palm Kernel (PK) dan atau Minyak Inti Sawit (PKO/Palm Kernel Oil).
Perkembangan terakhir produksi dan pengolahan kelapa sawit sebagai berikut :
1. Luas Kebun Perusahaan yang sudah berproduksi dan belum berproduksi.

Terdapat perusahaan perkebunan Kelapa Sawit sebanyak 59 buah perusahaan (38 perusahaan sudah berproduksi dan 21 perusahaan belum berproduksi) dengan target tanam 656.184 Ha dan baru terealisir tanam 256.693 Ha (39 %) dengan areal kebun yang telah menghasilkan Tandan Buah Segar/TBS (berproduksi) seluas 146.940 Ha (22,4 %) sebagai bahan baku PKS yang menghasilkan CPO dan Inti Sawit dan atau PKO.
2. Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Perkembangan PKS yang sudah dibangun dan berproduksi sampai tahun 2002 menunjukkan bahwa sampai dengan akhir tahun 2002 sudah terbangun dan beroperasi PKS yang menghasilkan CPO dan IS sebanyak 15 unit/perusahaan dari 38 unit Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang sudah menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS). Produksi CPO dari 15 unit PKS sampai akhir tahun 2002 sebesar 380.955 ton dan Inti Sawit 73.147 ton, dan tahun 2003 diproyeksikan produksi CPO: 509.279 ton serta IS: 98.577 ton, dan tahun 2004 diproyeksikan produksi CPO: 591.684 ton serta IS sebesar 115.504 ton. PKS yang sudah operasional tahun 2001 dan tahun 2002 menunjukkan produksi CPO/IS pada tahun 2003 dan tahun 2004 selalu meningkat karena luas kebun kelapa sawit yang menghasilkan terus bertambah luas sesuai dengan umur tanaman.
Walaupun sampai akhir tahun 2002 terbangun PKS sebanyak 15 unit sedangkan kebun sawit Perusahaan Perkebunan yang telah menghasilkan /berproduksi 38 unit Perusahaan Perkebunan, tidak berarti TBS dari Perusahaan Perkebunan yang belum membangun PKS tidak diolah. Hasil peninjauan dan pengamatan dilapangan, Perusahaan Perkebunan yang sudah menghasilkan TBS tetapi belum membangun PKS, menjual dan atau mengolah TBS-nya pada Perusahaan Perkebunan sekitarnya yang sudah membangun PKS atau kepada Group Perusahaannya.
Secara khusus dilaporkan group perusahaan perkebunan yang telah membangun PKS dan kebunnya telah menghasilkan TBS maupun belum membangun PKS tetapi kebunnya telah menghasilkan TBS atau kebunnya belum menghasilkan TBS sebagai berikut (dari Bab II angka 1) :
1) Astra Agro Lestari Group, meliputi Perusahaan yang sudah membangun PKS yaitu PT. Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi, PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona dan belum membangun PKS yaitu PT. Gunung Sejahtera Yoli Makmur, PT. Gunung Sejahtera Dua Indah, PT. Gunung Sejahtera Raman Permai, PT. Persada Bina Nusantara Abadi, PT. Surya Indah Nusantara Pagi, PT. Agro Menara Rachmat dan PT. Nirnala Agro Lestari.
2) Sinar Mas Group meliputi PT. Lestari Unggul Jaya (sudah ada PKS), PT Satya Kisma Usaha, PT. Bina Sawit Abadi Pratama, dan PT. Adi Tunggal Mahajaya.
3) Asam Jawa Group meliputi PT. Musirawas Citraharpindo, (sudah ada PKS) dan PT. Uni Primacom.
4) Salim Group meliputi PT. Indo Truba Tengah (sudah ada PKS), PT. Krida Tama Lancar (sudah ada PKS), PT. Teguh Sempurna dan PT. Indo Truba Timur.
5) Best Group meliputi PT. Wana Sawit Subur Lestari (sudah ada PKS) dan PT. Bangun Jaya Alam Permai.
6) Graha Group meliputi PT. Graha Cakra Mulia, PT. Sumber Mahardika Graha dan PT. Pilar Wana Persada.
7) Harapan Hibrida Group meliputi PT. Kalimantan Sawit Kusuma (sudah ada PKS), PT. Harapan Hibrida Kalbar dan PT. Subur Sawit Lestari.
Gamareksa Group meliputi PT. Gamareksa Mekarsari (sudah ada PKS) dan PT. Indhasana Hupasarana.
9) Bumihutani Group meliputi PT. PT.Bumihutani Lestari (sudah ada PKS) dan PT. Bumi Langgeng Perdanatrada.
10) Karya Makmur Group meliputi PT. Karya Makmur Bahagia (sudah ada PKS) dan PT. Windunabatindo Lestari.
11) Medco Group meliputi PT. Meta Epsi Agro (sudah ada PKS) dan PT. Ciptani Kumai Sejahtera.
12) Mitra Jaya Group meliputi PT. Sungai Rangit (sudah ada PKS) PT. Sumber Mitra Jaya.
13) Bisma Group meliputi PT. Bisma Dharma Kencana dan PT. First Lamandau Timber Internasional.
Sebagian besar perusahaan group tersebut diatas mempunyai kebun sawit/usaha yang sama di Pulau Sumatera dan industri hilir CPO (menghasilkan minyak goreng, mentega dan produk turunan lainnya).
Disamping PKS yang dibangun, pada tahun 2002 terdapat 2 (dua) Perusahaan Perkebunan yang membangun Pabrik Inti Sawit (PIS) yang menggunakan Inti Sawit (IS) sebagai bahan baku dan menghasilkan minyak Inti Sawit/PKO (Palm Kernel Oil). Kedua perusahaan tersebut adalah PT. Wana Sawit Subur Lestari (Best Group) dengan kapasitas 15 ton IS/jam (operasional April 2002) dan PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (Astra Group) dengan kapasitas 15 ton IS/jam (operasional Agustus 2002).
3. Pengiriman dan Penjualan Produksi
Dari data dan laporan yang diperoleh bahwa produksi PKS berupa CPO dan IS sampai saat ini belum ada yang dijual keluar negeri/ekspor dan sebagian besar diantar pulau ke pabrik industri Hilir Group Perusahaan Perkebunan yang berada di pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Industri Hilir CPO di Pulau Jawa berada di Surabaya (Best Group), Semarang dan Jakarta (Astra Group), Industri Hilir CPO di Pulau Sumatera berada di Lampung, Palembang, Pakanbaru dan Medan/Belawan (Sinar Mas Group, Asam Jawa Group, Salim Group dan RGM/Raja Garuda Mas).
Group Perusahaan yang tidak mempunyai Industri Hilir CPO dan Perusahaan Perkebunan tanpa Group, CPO dan IS yang dihasilkannya pada umumnya bebas menjual/tujuan pengirimannya ke kota-kota di Pulau Jawa dan Sumatera yang ada industri hilir CPO, dan bahkan ada ke Kota Pontianak (Harapan Hibrida Group). Sebagai contoh PT. Agro Indomas (PMA/Kotim) menjual CPO/IS kepada pembeli di Jakarta dan selanjutnya dari Jakarta dikirim ke Lampung dan Semarang.
4. Pembangunan Pabrik serta Angkutan dan Pemasaran Hasil Produksi/CPO
Pembangunan PKS oleh beberapa perusahaan perkebunan yang sudah tanam kelapa sawit dan sudah menghasilkan atau belum menghasilkan sampai sekarang belum mengalami kesulitan, karena sebagian besar perusahaan Group mengolah TBS di Perusahaan Groupnya sendiri dan atau perusahaan perkebunan sekitarnya yang sudah membangun PKS serta areal kebun kelapa sawit yang menghasilkan TBS masih belum mencapai 40-50% dari target tanam sehingga pembangunan PKS belum mendesak. Sesuai ketentuan yang ditetapkan Menteri Pertanian RI bahwa pembangunan PKS harus terpadu dengan pembangunan kebun sawit, yang dapat diartikan Perusahaan Perkebunan yang membangun kebun kelapa sawit harus membangun PKS untuk mengolah TBS dan tidak dibenarkan Perusahaan Perkebunan atau investor lain yang membangun PKS tanpa ada kebun kelapa (Keputusan Mentan RI Nomor : 357 Tahun 2002).
Sedangkan masalah angkutan dan pemasaran CPO juga belum mengalami kesulitan, karena menggunakan angkutan sendiri atau sistem sewa khususnya kapal angkut CPO/IS antar pulau.
Keluhan yang muncul/ada bahwa kapal angkut CPO tidak dapat langsung merapat pada pelabuhan CPO Desa Bumiharja Kotawaringin Barat yang dibangun oleh PT. Pelindo III atau pelabuhan khusus CPO milik perusahaan sendiri karena alur sungai dangkal (hanya dilalui kapal kapasitas 4000-5000 Dwt saja) sehingga kapal tanker kapasitas 10.000 Dwt ke atas hanya bersandar di muara sungai besar (Jelai, Kumai, Seruyan, Mentaya, Barito). Dari pelabuhan khusus atau pelabuhan PT. Pelindo III CPO diangkut ke kapal tanker dengan kapal tarik/tug boat ke muara sungai dan baru CPO dipindahkan ke kapal tanker.
Penggunaan pelabuhan Curah Cair CPO yang dibangun PT. Pelindo III di Desa Bumiharjo Kotawaringin Barat dan mulai dioperasikan awal Oktober 2002, secara bertahap sudah dimanfaatkan oleh perusahaan perkebunan di wilayah Kobar dan Kotim (Astra Group dan Sinar Mas Group).
5. Pembangunan Industri Hilir Pengolahan CPO
Salah satu persyaratan minimal untuk membangun 1 (satu) unit Industri Hilir CPO yang menghasilkan barang jadi (minyak goreng/makan, mentega/margarine dan produk turunan lainnya) apabila telah ada/tersedia kebun kelapa kelapa sawit yang sudah menghasilkan TBS/berproduksi secara optimal seluas 150.000-200.000 Ha. Untuk diketahui di Kalimantan Tengah kebun yang sudah menghasilkan sampai akhir tahun 2002 baru seluas 146.950 Ha dan produksi/produktivitasnya belum optimal (sebagian tanaman masih umur muda). Dengan demikian sampai saat ini pembangunan Industri Hilir CPO belum memungkinkan karena bahan baku belum mencukupi, namun 5-6 tahun kedepan perlu menjadi perhatian.
Walaupun demikian dari hasil konsultasi dan diskusi dengan beberapa Group Perusahaan Perkebunan maupun GPPI (Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia) Kalimantan Tengah, dapat dilaporkan gambarannya sebagai berikut :
a. Perusahaan Pekebunan Group seperti Astra, Salim, Sinar Mas, Best dan Asam Jawa Group mempunyai areal kebun/unit usaha cukup luas di Kalimantan Tengah, pada kenyataannya sudah membangun Industri Hilir CPO di Pulau Jawa ataupun Pulau Sumatera. Dengan demikian group perusahaan tersebut belum mempunyai rencana untuk membangun Industri Hilir dan produksi CPO/IS dibawa ke Industri Hilir CPO yang dimiliki.
b. Walaupun Perusahaan Perkebunan Group dengan beberapa unit usaha kebun (PT) mempunyai peluang untuk membangun industri hilir CPO namun luas 150.000 Ha karena sejak tahunpemilikan areal kebun tidak dapat mencapai 1999 dibatasi luas 1 (satu) unit usaha kebun ataupun perusahaan bergroup paling besar 20.000 Ha.
c. Apabila ada Investor/Pengusaha yang bersedia membangun Industri Hilir pada prinsipnya tidak ada masalah bagi Pengusaha Perkebunan kelapa sawit dan pengusaha industri hilir tersebut harus kerjasama dengan pengusaha perkebunan sebagai penyedia bahan baku CPO/IS khususnya perusahaan-perusahaan perkebunan (Group) yang tidak mempunyai industri hilir di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
6. Penjualan Kebun Sawit atau PKS
Perusahaan perkebunan yang sudah memiliki kebun kelapa sawit dan PKS dari hasil pemantauan dilapangan belum ada yang merencanakan menjual kebun/pabrik (take over) kecuali dulu PT. Indo Truba Tengah dan PT. Kridatama Lancar, PT. Teguh Sempurna (Salim Group) karena masalah BPPN, tetapi sekarang manajemennya diambil alih oleh perusahaan GUTHRI Group (Malaysia).
Untuk perusahaan perkebunan yang sudah operasional dan mempunyai kebun kelapa sawit ataupun sudah/baru melakukan pembibitan ada yang menawarkan untuk dijual (take over) atau mencari pemodal/penyandang dana/invertor untuk kerjasama, yaitu :
a. Perusahaan Perkebunan Graha Group (Kobar) yang terdiri PT. Graha Cakra Mulia , PT. Sumber Mahardika Graha, PT. Pilar Wana Persada dan PT. Waringin Puspa Nusalestari.
b. Perusahaan Perkebunan PT. Surya Barokah (kerjasama PT. Bank Pembangunan Kalteng) dengan Pola PIR-Bun KKPA.
c. PT. Transindo Aspac Agroniaga dengan pola PIR- Bun KKPA.
d. PT. Hati Prima Agro, dengan pola PIR-Bun KKPA.
e. PT. Karunia Alam Mentaya Jaya, dengan pola PIR-Bun KKPA.
7. Beberapa usaha dan upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah (Propinsi/ Kabupaten) untuk menangani masalah yang dihadapi para investor dan menarik investor baru antara lain :
a. Investor lama dan investor baru yang ingin mengembangkan usahanya dan berinvestasi, Pemerintah Daerah memberikan pelayanan yang optimal (proaktif menangani masalah dan pelayanan yang cepat/ mudah).
b. Investor lama yang tidak operasional atau sudah tidak serius akan dicabut ijin/rekomendasi usaha perkebunan yang diberikan dengan terlebih dahulu diberi teguran dan pembinaan. Dengan demikian investor baru dan serius mempunyai kesempatan yang besar.
c. Fasilitasi dalam rangka negoisasi atau kerjasama antara pengusaha perkebunan.
d. Pengadaan sarana dan prasarana penunjang sesuai kemampuan dana yang tersedia, yang diarahkan pada sentral-sentral produksi, mobilitas arus jasa dan barang yang tinggi, termasuk daerah/sentral perkebunan.
e. Memberikan insentif investasi.
The development of oil palm plantations in Central Kalimantan started from 1992 and on centered in two regencies of West Kotawaringin and East Kotawaringin in which both has the land suitability and accessibility. North Barito and South Barito Regency joint in lately. Final products of the oil palm plantation companies at present are mostly crude palm oil (CPO) of the palm oil refinery plants. The other minor products covers palm kernel and or palm kernel oil.
The present data of palm-oil production and processing as follows:
1. Areas of Productive and on going oil palm plantation companies.
There are 59 units of oil palm plantation companies (38 units are productive and 21 units are on going). Target of the grown area is 656,164 Ha and the achievement is 256,693 Ha (39%) of which 146,940 Ha have produced fresh fruit stems, which used as raw materials for producing crude oil palm (CPO) and palm kernel oil (PKO).
2. The Construction of palm oil factories
The existing and productive palm oil factories up to 2002. There are 38 companies have produced fresh fruit stems, of which in 2002, 15 companies (the have refinery) have produced CPO and IS (Kernel Palm Oil). These companies up to the end of 2002 have produced CPO for 380,955 tones and Kernel Palm Oil for 73,147 tones, and by 2003 it is projected to produce CPO for 509,279 tones and Kernel Palm Oil for 98,577 tones. The projection for 2004 is 591,684 tones for CPO and Kernel Palm Oil 115,504 tones. The rapid increase of the production is due to the extensive additional areas of plantation and the increasing numbers of productive plants for harvesting.
From the total number of companies that have produce fresh fruit stems in 2002 of which 23 of them have not built their own processing plants. The companies who have had processing plants can buy or help those companies that have fresh fruit stems produced without processing plants.
In the following describes the companies that have produced fresh fruit stems and accompanied with processing plants, and the companies that have just only produced fresh fruit stems without having processing plants.
1. Astra Argo Lestari Group covers several companies that have processing units such as PT. Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi, PT. Gunung Sejahtera Putri Pesona. The companies without processsing plants are PT. Gunung Sejahtera Yoli Makmur, PT. Gunung Sejahtera Dua Indah, PT. Gunung Sejahtera Raman Permai, PT. Persada Bina Nusantara Abadi, PT. Surya Indah Nusantara Pagi, PT. Agro Menara Rahmat dan PT. Nirmala Agro Lestari.
2. Sinar Mas Group covers several companies. The have processing had PT. Satya Kisma Usaha, and no PT. Bina Sawit Abadi Pratama and PT. Adi Tunggal Mahajaya.
3. Asam Jawa Group, PT. Musirawas Citra Harpindo the only estate that has already had processing units, and no PT. Uni Primacom.
4. Salim Group covers two companies that already have had processing unit such as PT. Krida Tama Lancar and PT. Indo Truba Tengah, and no PT. Teguh Sempurna and PT. Indo Truba Timur.
5. Best Group of PT. Wana Sawit Subur Lestari has had processing unit, but not PT. Bangun Jaya Alam Permai.
6. Graha Group such as PT Graha Cakra Mulia, PT. Sumber Mahardika Graha and PT. Pilar Wana Persada has not had processing plants.
7. Harapan Hibrida Group, such as PT. Kalimantan Sawit Kusuma has had processing units, but no PT. Harapan Hibrida Kalbar and PT. Subur Sawit Lestari.
8. Gamareksa Group of PT Gamareksa Mekar Sari has had processing unit but no PT. Indhasana Hupasarana.
9. Bumihutani Group, PT. Bumihutani Lestari has had processing unit, but none in PT. Bumi Langgeng Perdanatnada.
10. Karya Makmur Group, PT. Karya Makmur Bahagia has had processing unit but none in PT. Windunabatindo Lestari.
11. Medco Group of PT. Meta Epsi Agro has had processing plant, but none in PT. Ciptani Kumai Sejahtera.
12. Mitra Jaya Group of PT. Sungai Rangit has had processing unit, but none in PT. Sumber Mitra Jaya.
13. Bisma Group of PT. Bisma Dharma Kencana and PT. First Lamandau Timber International has no processing plants.
Most of the group companies above have oil palm plantation areas or the same business in Sumatera and downstream CPO industries (produced fried oil, margarine and others).
Besides processing units that have been built, in 2002 there are two plantation companies that have built palm kernel processing unit which use kernel of oil palm fruits to produce palm kernel oil. Those plantation companies are PT. Wana Sawit Subur Lestari (Best Group) with its plant’s capacities 15 tones of palm kernel per hour (in operation April 2002) and PT. Gunung Sejahtera Putri Pesona (Astra Group) which starts operation in August 2002 in the respective capacity.
3. Transporting and Trading
Based on the data, the companies production of CPO and palm kernel has not been exported, and most of production just for feeding downstream industries belong to the companies’ group in Java and Sumatra. The CPO downstream industries in Java are located in Surabaya (Best Group), Semarang and Jakarta (Astra Group), while in Sumatra are located in Lampung, Palembang, Pakan Baru and Medan /Belawan (Sinar Mas Group, Asam Jawa Group, Salim Group and Raja Garuda Mas).
On the other hand, plantation estates groups those have not had CPO downstream industries and the plantation companies which not wihtin a Group, are freely transport or sell their CPO and palm kernel to Java and Sumatra to the companies that have had CPO downstream industries, and in fact some of their product are transported to Pontianak (Harapan Hibrida Group). For example, PT. Agro Indomas (direct foreign investment in East Kotawaringin) sell its CPO and palm kernel to buyers in Jakarta. Thereafter, the products are transported to Lampung and Semarang.
4. Factory Building, Transporting and CPO Marketing.
So far, there is not so much problem for the estate crop companies in processing their own palm oil. This condition is due to the readiness of the processing factories of the company’s groups or there are still possible for the companies without having processing plant to process their fruits in others. More over, there are a plenty of processing plant capacities in present only utilized about 40 % to 50 % of the total capacity.
Based on the regulation No. 357/2002 of the Minister of Agriculture, the building of the processing plants is done in integration with the development of the plantation areas. This refers to the responsibility of estate crops companies to build their own processing plants for themselves. Here for, it is prohibited for external investors without having plantation areas to built processing plant for the companies.
Mean while CPO transporting and marketing also have not yet found difficulties, because self-transportation or rental system are possible, especially using inter-islands CPO/palm kernel sea transportation.

The difficulties is CPO transportation boats can not direct reach CPO port in Bumiharjo Village in West Kotawaringin which has been built by PT. Pelindo III, or to CPO port that specially built by its company. This is because of low level of river stream (rivers are preferable for ships with total capacity around 4000 – 5000 tones). Tankers with total capacities of 10,000 ton and more just tie up on the mouth of big rivers such as Jelai, Kumai, Seruyan, Mentaya, Barito. The companies deliver their products from a special port. or PT. Pelindo III port. They load CPO into smaller ships, bring it to mouth of the river, and then transport it to the tankers.
The usage of CPO bulky port (the main ports for transporting CPO out of the region), which is built by PT. Pelindo III in Bumiharjo Village West Kotawaringin and Operated on early October 2002, has been used by plantation estates in West and East Kotawaringin (Astra Group and Sinar Mas Group) in phase.
5. Development of Downstream CPO Processing
One of the minimum condition to build a unit of CPO downstream industry which produce finish goods (such as Cooking oil, margarine and other downstream products) is whenever the plantation estate has achieved an optimum production of fresh fruits of oil palm in areas around 150,000 to 200,000 Ha. Until the end of 2002, plantation estates have achieved the required production for about 146,950 Ha, and it productivity have not been optimized yet. This is due to some numbers of the trees are still in juvenile stage.Thus, until now development of CPO downstream industries have not possible yet because lack of fresh oil palm steam as basic factory input, but within 5 to 6 years ahead these needs have to be fulfill.
Feature of the estate crops companies based on the consultation and discussion several plantation estates groups of the Indonesia Federation of Plantation Business in Central Kalimantan, can be reported as follows:
a. Plantation estates groups such as Astra, Salim, Sinar Mas, Best and Asam Jawa Groups have extensive plantation estates in Central Kalimantan; in fact, they have already built CPO downstream industries in Java and Sumatra. Thus, those plantation estates group do not have any plan to build downstream industries in Central Kalimantan, but their production of CPO and palm kernel are transferred to the CPO down stream industries in Java and Sumatra.
b. Although plantation estates groups with several plantation units have opportunities to build CPO downstream industries, but their plantation areas have not reached 150,000 Ha, because since 1999 unit of plantation or estates group are only allowed to grow 20,000 Ha.
c. If, there is investors who prepare to develop downstream industries in principle there is no problem to the plantation estate entrepreneurs and those downstream industries entrepreneurs must co-operate with plantation entrepreneurs as supplier of basic good of CPO and palm kernel especially for the plantation estates (groups) which do not have downstream industries in Java and Sumatera.
6. Hand Over of Oil palm Plantation
Most of present plantation estates companies with oil palm plantation and processing units has no plan to hand over or sell their companies. There were several of the companies to have a plan for handing over or selling their companies such as PT. Indo Truba Tengah, PT. Kridatama Lancar and PT. Teguh Sempurna (Salim Group) due to financial problem, but now on their management have been taken over by GUTHRI Group (Malaysia).
However, there are several companies in the stage of operation with plantation estates and or just in cultivation of seedling looking for investors to a joint cooperative operation such as:
a. Graha Group plantation estates (West Kotawaringin) covers PT. Graha Cakra Mulia, PT. Sumber Mahardika Graha, PT. Pilar Wana Persada, and PT. Waringin Puspa Nusalestari.
b. PT. Surya Barokah plantation estates (co-operate with PT. Bank Pembangunan Kalimantan Tengah) with Nucleus Estate and Smallholders (NES) pattern.
c. PT. Trasindo Aspac Agroniaga (NES).
d. PT. Hati Prima Agro (NES).
e. PT. Karunia Alam Mentaya Jaya (NES).
7. Efforts and Strategies of Government (Province/Regencies) to overcome problems which are faced by investors and to attract new investors such as:
a. For present investors and new investors who want to develop their business and invest their capital, the regional government of Central Kalimantan will give optimal facilities and services (proactive to over come problems and faster, better service).
b. To the in operational investors or not serious anymore, business licences/recommendation for plantation have already been given will be revolved after giving several notice and warning.
c. To facilitate, negotiation and co-operation between plantation entrepreneurs.
d. To provide supporting infrastructures and facilities based on the affordable getting can be fulfilled, especially to facilitate production areas, high mobility of goods and services, include plantation areas.
e. Give investment incentives.

Ads by Google
Palm Oil Importers
Thousands of Prequalified Suppliers Trade Leads, Products & Companies.
www.Alibaba.com
Oil Palm Seeds
Highest yielding germinated Oil Palm seed now available
www.palmplantations.com.au
No-Trans/Non-Hydro Fats
Non-Hydrogenated Oils & Shortenings for the food industry
www.croklaan.com
Financial Services PR
SunStar helps clients build brands and attract customers.
www.iSunStar.com



~ oleh SUJAKA YUNFITER di/pada Juni 30, 2007.
Tinggalkan Balasan

Anda harus login untuk berkomentar.

Home Page
> Home
> Band’s
> Download Lagu dan Lirik
> MY Brother
> E-learning SPKS
> About Me
> My Gallery
Navigate
Previous: Kembali ke Home
Next: Baca Berita Baru dari Web site ini
Komentar
Kasih comment atau pesan ke aku ya.. klik aja link di bawah ini http://soejaka.cbox.ws/
Pengunjung
15,226 orang
Artikel / Berita
Kecerdasan
Google Vs Hacking
Bahaya nYa Memakai Jas Hujan Model Ponco
FILM TERBARU
HACKING TOOL

Pilih Kategori
Pesan dari SUJAKA YUNFITER




link
> Astaga
> Bioskop dan Film Terbaru
> Blognya Temen ( LINO )
> Box File
> Detik
> Ilmu Komputer
> Info Komputer
> Islam
> Jawa Pos
> Kedaulatan Rakyat
> Liputan 6
> Media Indonesia
> Suara Merdeka
> Tempo
> Upload Image
> Virus Indonesia
> WordPress.org
Ramalan
> Ramalan Jodoh
> Ramalan Nasib Anda



Free Indo Flash Mp3 Player at musik-live.net

Get a free blog at WordPress.com. Theme: ChaoticSoul by Bryan Veloso.